HUDACENDEKIA

Rabu, 14 Januari 2015

RENUNGAN AYAT DARI SURAT IBRAHIM AYAT 7

Syaikh abd al-Rahman al-Sa’di vmendefiniskan syukur dengan mengatakan syukur adalah pengakuan jiwa atas nikmat-nikmat Allah dan pujian terhadapnya atas semua nikmat itu dan penggunaannya dalam hal-hal yang diridhoi oleh Allah l.
Apa yang dinyatakan oleh al-Sa’di vmenunjukkan bahwa untuk mewujudkan syukur atas nikmat yang telah Allah berikan, ada tiga unsur yang harus dipenuhi yaitu unsur qalbun (hati), lisan (lisan) dan yang dimaksud disisni adalah ucapan serta ‘amal al-jawarih (amal anggota badan); dan dari tiga unsur yang harus dipenuhi ini, dapat dimengerti bahwa syukur merupakan bagian dari iman, sehingga hanya orang-orang yang berimanlah yang akan mensyukuri setiap nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada mereka.
Ketika Allah l menceritakan orang-orang munafik yang akan Allah masukkan mereka ke dalam dasar api neraka dalam surat al-Nisa ayat ke-145, Allah mengecualikan orang-orang yang bertaubat dari kalangan munafik lalu beriman, setelah itu pada ayat ke-147 Allah l menafikan siksa bagi mereka yang bersyukur atas nikmat yang telah Allah anugerahkan berupa keimanan dengan menyatakan:
$¨Bã@yèøÿtƒª!$#öNà6Î/#xyèÎ/bÎ)óOè?ös3x©öNçGYtB#uäur4tb%x.urª!$##·Å2$x©$VJŠÎ=tãÇÊÍÐÈ
Allah tidak akan menyiksa kalian jika kalian bersyukur dan beriman; dan Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.
Dalam ayat yang mulia ini syukur ditafsirkan sebagai amal perbuatan sebagaimana yang disebutkan oleh Ibn Katsir dalam menafsirkan in syakartum (jika kalian bersyukur) dengan jika kalian memperbaiki amal perbuatan kalian. Oleh karena itu sisi terpenting dari wujud syukur ada pada realisasi atau perwujudan rasa syukur tersebut dalam bentuk amal-amal perbuatan yang diridhoi oleh Allah l.
Mari kita renungkan bersama firman Allah l dalam surat Ibrahim ayat yang ketujuh:
øŒÎ)uršc©Œr's?öNä3š/uûÈõs9óOè?öx6x©öNä3¯RyƒÎV{(ûÈõs9ur÷LänöxÿŸ2¨bÎ)Î1#xtãÓƒÏt±s9ÇÐÈ
dan tatkala Rabb kalian memaklumkan; "jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) itu untuk kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat) itu, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Ayat yang mulia ini menyampaikan pesan yang sangat kuat yang sudah selayaknya dijadikan oleh seorang muslim sebagai motivasi kehidupannya untuk mau bersyukur. Karena ayat ini menyimpan janji dari Allah l bahwa jika manusia mau bersyukur atas nikmat yang telah diberikan, Allah akan tambah nikmat itu dan jika manusia mengingkari nikmat itu, maka Allah telah mengancam manusia dengan siksa yang pedih. Dan janji Allah l pasti akan ditepatinya.
Satu hal yang perlu menjadi catatan bahwa dalam ‘memberi’ Allah l selalu mengaitkannya dengan masyi’ah (kehendak) seperti terdapat dalam banyak ayat di al-Qur’an:
...t$öq|¡sùãNä3ÏZøóリ!$#`ÏBÿ¾Ï&Î#ôÒsùbÎ)uä!$x©...
...Maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki...(al-Taubah: 28)
...ß#ϱõ3usù$tBtbqããôs?Ïmøs9Î)bÎ)uä!$x©...
…MakaDiamenghilangkanbahaya yang karenanyakamuberdoakepadanya, jikaDiamenghendaki…(al-An’am: 41)
...óÜ>qçFtƒurª!$#4n?tã`tBâä!$t±o3...
…dan Allah menerimataubat orang yang dikehendakiNya…(al-Taubah: 15)

Dan ayat-ayat lain yang semisalnyadalam al-Qur’an.Namunterkaitdengantambahannikmat yang akan Allah berikan, dalamayatini Allah ltidakmenggandengkannyadenganmasyi’ahmeskipuntidakadasatupunhal yang terjadi di luarkehendak-Nya; namuninimengandungisyaratbahwajikamanusiamaumensyukurinikmat Allah l, maka Allah akanlangsungmenambahnikmat yang telah Allah anugerahkan. Wallohua’lam.

0 komentar:

Posting Komentar

"Berikan komentar terbaik antum untuk membangun pengembangan blog huda cendekia"