Kejujuran adalah
bagian penting dalam keimanan. Ia bahkan menduduki salah satu dari tujuh syarat
laa ilaaha illalloh yang merupakan kunci awal dari keimanan seseorang.
Bahkan amal yang merupakan bagian dari keimanan dan perwujudan darinyapun
memerlukan kejujuran dalam tekad hingga amal yang ia niatkan dapat terwujud.
Kejujuran merupakan kebutuhan hidup bagi
setiap muslim, oleh karena itu kita diperintahkan oleh Allah l untuk
menjadi orang-orang yang jujur sekaligus hidup bersama mereka.
Allah l berfirman:
$pkr'¯»túïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#qà)®?$#©!$#(#qçRqä.uryìtBúüÏ%Ï»¢Á9$#ÇÊÊÒÈ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah kalian bersama orang-orang yang jujur.” (QS. Al-Taubah: 119)
Imam al-Qurthubi v menyebutkan
beberapa penafsiran tentang maksud dari kalimat ‘وَكُونُوا
مَعَ الصَّادِقِينَ’ dalam ayat ini, diantaranya
adalah bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang jujur dalam ayat ini adalah
para sahabat yang jujur keimanannya yang keluar bersama Rasulullah `dalam perang Tabuk dan tidak berada dalam barisan orang-orang
munafik yang tidak ikut keluar untuk berjihad; sebagiannya lagi menafsirkan
bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang jujur dalam ayat ini adalah para
Nabi, maksudnya bahwa kita dituntut untuk beramal sholih seperti mereka; dan
ada juga yang mengatakan bahwa maksud dari ayat ini adalah orang-orang yang
membuktikan apa yang dia ucapkan dalam bentuk amal perbuatan.
Ketiga penafsiran yang disebutkan di
atas merupakan penafsiran yang dibenarkan oleh dalil karena para sahabat adalah
orang-orang yang beriman yang memiliki sifat jujur dan sebelum mereka adalah
para Nabi yang juga Allah l
berikan perangai kejujuaran dalam jiwa-jiwa mereka. Bahkan sebelum mereka semua
Allah l Robbul
‘alamin telah mensifati diri-Nya dengan kejujuran sebagaimana yang
termaktub dalam firman-Nya ketika Ia mengisyaratkan bahwa tidak ada yang lebih
jujur perkataannya dari diri-Nya:
ª!$#Iwtm»s9Î)wÎ)uqèd4öNä3¨YyèyJôfus94n<Î)ÏQöqtÏpyJ»uÉ)ø9$#w|=÷uÏmÏù3ô`tBurä-yô¹r&z`ÏB«!$#$ZVÏtnÇÑÐÈ
“Allah, tidak ada
Ilah (yang berhak untuk diibadahi) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan
mengumpulkan kalianpada hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah
orang yang lebih jujur perkataan(nya) dari pada Allah?” (QS. Al-Nisa: 87)
Para
Nabi yang Allah l utus ke muka bumi juga merupakan
hamba-hamba-Nya yang telah dihiasi dengan sifat jujur ini, diantaranya adalah suri
teladan kaum muslimin Nabi Muhammad ` yang Alloh lsebutkan
dengan sifat al-Shidq dalam firman-Nya:
ô`yJsùãNn=øßr&`£JÏBz>x2n?tã«!$#z>¤x.urÉ-ôÅ_Á9$$Î/øÎ)ÿ¼çnuä!%y`4}§øs9r&ÎûzO¨Yygy_Yq÷VtBtûïÌÏÿ»s3ù=Ïj9ÇÌËÈ
“Maka siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang mendusatakan
Allah dan mendustakan al-Shidq (Rasulullah `) ketika
datang kepada mereka? Bukankah di neraka Jahannam tempat kembali orang-orang
kafir?”
(QS. Al-Zumar: 32)
Oleh karena itulah, orang-orang yang
beriman dituntut untuk memiliki perangai yang jujur dalam bertutur kata dan
bersikap karena orang yang jujur keimanannya adalah orang yang membuktikan
keimanannya kepada Allah ldan Rasul-Nya ` dalam
bentuk amal perbuatan nyata. Allah l berfirman:
$yJ¯RÎ)cqãYÏB÷sßJø9$#tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä«!$$Î/¾Ï&Î!qßuur§NèOöNs9(#qç/$s?öt(#rßyg»y_uröNÎgÏ9ºuqøBr'Î/óOÎgÅ¡àÿRr&urÎûÈ@Î6y«!$#4y7Í´¯»s9'ré&ãNèdcqè%Ï»¢Á9$#ÇÊÎÈ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada
jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang jujur.” (QS. Al-Hujurat: 15)
Imam Ibn al-Katsir v mengatakan, ‘Bersikap jujurlah dan tetaplah berlaku jujur agar
engkau menjadi bagian dari kafilah orang-orang yang jujur serta selamat dari
kehancuran. Dan Alloh l akan
jadikan solusi dan jalan keluar bagi setiap permasalahan kalian.’
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari sahabat Thalhah bin Ubaidillaha, ia
mengatakan: Ada seorang lelaki dari Najd yang datang kepada Rasulullah `dalam
keadaan rambut acak-acakan. Kami mendengar gema suaranya, tetapi kami tidak
faham, sampai ia mendekati beliau`;ternyata ia
bertanya tentang Islam, maka Rasulullah `bersabda,”(Islam
itu) shalat lima kali sehari-semalam.” Orang itu bertanya,”Apakah ada kewajiban
(shalat) lainnya atas saya?” Rasulullah menjawab,”Tidak ada, kecuali engkau mau
melaksanakan yang sunnah.” Rasulullah `bersabda,”Dan puasa
Ramadhan.” Dia bertanya,”Apakah ada kewajiban (puasa) lainnya atas saya?”
Rasulullah `menjawab,”Tidak ada, kecuali engkau mau
melaksanakan yang sunnah.”
Thalhah aberkata, ‘Rasulullah
`menyebutkan
kewajiban zakat,’lalu orang itu bertanya,”Apakah ada kewajiban (zakat) lainnya
atas saya?” Rasulullah`menjawab,”Tidak ada, kecuali engkau
mau melaksanakan yang sunnah.”
Thalhah aberkata, ‘Kemudian
orang itu pulang sambil berkata,”Demi Allah, saya tidak akan menambah dan juga
tidak akan menguranginya.”
Rasulullah `bersabda, “أَفْلَحَ
إِنْ صَدَقَ” "Dia beruntung,
jika jujur".
Dalam hadis yang mulia ini Rasulullah`mengaitkan
kejujuran dengan keberuntungan yang berarti seseorang yang bersikap jujur akan
mendapatkan keberuntungan dalam hidupnya baik di dunia maupun di akherat. Kejujuran
yang dimaksud adalah kejujuran dalam mengimani dan menerapkan syariat Allah l yang dibawa
oleh Rasulullah `, sehingga seseorang tidak perlu menambah
atau mengurangi apa yang telah disyariatkan oleh Allah l.
Keberuntungan yang akan diraih oleh
orang-orang yang jujur bersesuaian dengan tafsir dari kata ‘falah’ dalam
bahasa Arab yaitu mendapatkan apa yang dicari dan selamat dari apa yang ditakuti.
Karena yang dicari oleh orang-orang yang beriman adalah surga dan yang
ditakutinya adalah neraka; sehingga selamat dari api neraka dan dimasukkan ke
dalam surga adalah impian bagi setiap muslim yang beriman kepada Robbnya.
Mari kita perhatikan ungkapan indah
dari Imam al-Sa’di v ketika menafsirkan ayatوَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ beliau mengatakan, ‘Dan jadilah kalian bersama orang-orang yang
jujur dalam perkataannya, perbuatannya dan keadaannya; mereka yang jujur dalam
perkataan dan perbuatan, serta dalam semua kondisinya, mereka terlepas dari
kemalasan dan kelemahan, selamat dari niatan-niatan yang buruk, serta selalu
berada dalam keikhlasan dan niat yang sholih, karena kejujuran akan menunjukkan
kepada kebajikan dan kebajikan akan mengantarkan ke surga.’
Semoga kita bisa menjadi
orang yang jujur dalam bertutur kata, jujur dalam bertindak dan mampu jujur
dalam setiap keadaan, karena apa yang disiapkan oleh Allah l bagi orang-orang yang jujur adalah surga, sebagaimana firman-Nya:
tA$s%ª!$##x»ydãPöqtßìxÿZttûüÏ%Ï»¢Á9$#öNßgè%ôϹ4öNçlm;×M»¨Yy_ÌøgrB`ÏB$ygÏFøtrBã»yg÷RF{$#tûïÏ$Î#»yz!$pkÏù#Yt/r&4zÓÅ̧ª!$#öNåk÷]tã(#qàÊuurçm÷Ztã4y7Ï9ºsãöqxÿø9$#ãLìÏàyèø9$#ÇÊÊÒÈ
“Allah berfirman: "Ini adalah hari bermanfaatnyakejujuran
orang-orang yang jujur. bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun ridho terhadap Alloh. Itulah kemenangan yang paling
besar".” (QS. Al-Maidah: 119)
0 komentar:
Posting Komentar
"Berikan komentar terbaik antum untuk membangun pengembangan blog huda cendekia"