HUDACENDEKIA

Rabu, 14 Januari 2015

BERGABUNG BERSAMA KAFILAH ORANG-ORANG YANG JUJUR

Kejujuran adalah bagian penting dalam keimanan. Ia bahkan menduduki salah satu dari tujuh syarat laa ilaaha illalloh yang merupakan kunci awal dari keimanan seseorang. Bahkan amal yang merupakan bagian dari keimanan dan perwujudan darinyapun memerlukan kejujuran dalam tekad hingga amal yang ia niatkan dapat terwujud.
            Kejujuran merupakan kebutuhan hidup bagi setiap muslim, oleh karena itu kita diperintahkan oleh Allah l untuk menjadi orang-orang yang jujur sekaligus hidup bersama mereka.
Allah l berfirman:
$pkšr'¯»tƒšúïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#qà)®?$#©!$#(#qçRqä.uryìtBšúüÏ%Ï»¢Á9$#ÇÊÊÒÈ
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang jujur.” (QS. Al-Taubah: 119)
            Imam al-Qurthubi v menyebutkan beberapa penafsiran tentang maksud dari kalimat ‘وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ’  dalam ayat ini, diantaranya adalah bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang jujur dalam ayat ini adalah para sahabat yang jujur keimanannya yang keluar bersama Rasulullah `dalam perang Tabuk dan tidak berada dalam barisan orang-orang munafik yang tidak ikut keluar untuk berjihad; sebagiannya lagi menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang jujur dalam ayat ini adalah para Nabi, maksudnya bahwa kita dituntut untuk beramal sholih seperti mereka; dan ada juga yang mengatakan bahwa maksud dari ayat ini adalah orang-orang yang membuktikan apa yang dia ucapkan dalam bentuk amal perbuatan.
            Ketiga penafsiran yang disebutkan di atas merupakan penafsiran yang dibenarkan oleh dalil karena para sahabat adalah orang-orang yang beriman yang memiliki sifat jujur dan sebelum mereka adalah para Nabi yang juga Allah l berikan perangai kejujuaran dalam jiwa-jiwa mereka. Bahkan sebelum mereka semua Allah l Robbul ‘alamin telah mensifati diri-Nya dengan kejujuran sebagaimana yang termaktub dalam firman-Nya ketika Ia mengisyaratkan bahwa tidak ada yang lebih jujur perkataannya dari diri-Nya:
ª!$#Iwtm»s9Î)žwÎ)uqèd4öNä3¨YyèyJôfus94n<Î)ÏQöqtƒÏpyJ»uŠÉ)ø9$#Ÿw|=÷ƒuÏmŠÏù3ô`tBurä-yô¹r&z`ÏB«!$#$ZVƒÏtnÇÑÐÈ
Allah, tidak ada Ilah (yang berhak untuk diibadahi) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kalianpada hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih jujur perkataan(nya) dari pada Allah?” (QS. Al-Nisa: 87)
Para Nabi yang Allah l utus ke muka bumi juga merupakan hamba-hamba-Nya yang telah dihiasi dengan sifat jujur ini, diantaranya adalah suri teladan kaum muslimin Nabi Muhammad ` yang Alloh lsebutkan dengan sifat al-Shidq dalam firman-Nya:
ô`yJsùãNn=øßr&`£JÏBz>xŸ2n?tã«!$#z>¤x.urÉ-ôÅ_Á9$$Î/øŒÎ)ÿ¼çnuä!%y`4}§øŠs9r&ÎûzO¨Yygy_Yq÷VtBtûï̍Ïÿ»s3ù=Ïj9ÇÌËÈ
Maka siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang mendusatakan Allah dan mendustakan al-Shidq (Rasulullah `) ketika datang kepada mereka? Bukankah di neraka Jahannam tempat kembali orang-orang kafir?” (QS. Al-Zumar: 32)
            Oleh karena itulah, orang-orang yang beriman dituntut untuk memiliki perangai yang jujur dalam bertutur kata dan bersikap karena orang yang jujur keimanannya adalah orang yang membuktikan keimanannya kepada Allah ldan Rasul-Nya ` dalam bentuk amal perbuatan nyata. Allah l berfirman:
$yJ¯RÎ)šcqãYÏB÷sßJø9$#tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä«!$$Î/¾Ï&Î!qßuur§NèOöNs9(#qç/$s?ötƒ(#rßyg»y_uröNÎgÏ9ºuqøBr'Î/óOÎgÅ¡àÿRr&urÎûÈ@Î6y«!$#4y7Í´¯»s9'ré&ãNèdšcqè%Ï»¢Á9$#ÇÊÎÈ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang jujur.” (QS. Al-Hujurat: 15)
Imam Ibn al-Katsir v mengatakan, ‘Bersikap jujurlah dan tetaplah berlaku jujur agar engkau menjadi bagian dari kafilah orang-orang yang jujur serta selamat dari kehancuran. Dan Alloh l akan jadikan solusi dan jalan keluar bagi setiap permasalahan kalian.’
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari sahabat Thalhah bin Ubaidillaha, ia mengatakan: Ada seorang lelaki dari Najd yang datang kepada Rasulullah `dalam keadaan rambut acak-acakan. Kami mendengar gema suaranya, tetapi kami tidak faham, sampai ia mendekati beliau`;ternyata ia bertanya tentang Islam, maka Rasulullah `bersabda,”(Islam itu) shalat lima kali sehari-semalam.” Orang itu bertanya,”Apakah ada kewajiban (shalat) lainnya atas saya?” Rasulullah menjawab,”Tidak ada, kecuali engkau mau melaksanakan yang sunnah.” Rasulullah `bersabda,”Dan puasa Ramadhan.” Dia bertanya,”Apakah ada kewajiban (puasa) lainnya atas saya?” Rasulullah `menjawab,”Tidak ada, kecuali engkau mau melaksanakan yang sunnah.”
Thalhah aberkata, ‘Rasulullah `menyebutkan kewajiban zakat,’lalu orang itu bertanya,”Apakah ada kewajiban (zakat) lainnya atas saya?” Rasulullah`menjawab,”Tidak ada, kecuali engkau mau melaksanakan yang sunnah.”
Thalhah aberkata, ‘Kemudian orang itu pulang sambil berkata,”Demi Allah, saya tidak akan menambah dan juga tidak akan menguranginya.”
Rasulullah `bersabda, “أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ” "Dia beruntung, jika jujur".
Dalam hadis yang mulia ini Rasulullah`mengaitkan kejujuran dengan keberuntungan yang berarti seseorang yang bersikap jujur akan mendapatkan keberuntungan dalam hidupnya baik di dunia maupun di akherat. Kejujuran yang dimaksud adalah kejujuran dalam mengimani dan menerapkan syariat Allah l yang dibawa oleh Rasulullah `, sehingga seseorang tidak perlu menambah atau mengurangi apa yang telah disyariatkan oleh Allah l.
Keberuntungan yang akan diraih oleh orang-orang yang jujur bersesuaian dengan tafsir dari kata ‘falah’ dalam bahasa Arab yaitu mendapatkan apa yang dicari dan selamat dari apa yang ditakuti. Karena yang dicari oleh orang-orang yang beriman adalah surga dan yang ditakutinya adalah neraka; sehingga selamat dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga adalah impian bagi setiap muslim yang beriman kepada Robbnya.

Mari kita perhatikan ungkapan indah dari Imam al-Sa’di v ketika menafsirkan ayatوَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ beliau mengatakan, ‘Dan jadilah kalian bersama orang-orang yang jujur dalam perkataannya, perbuatannya dan keadaannya; mereka yang jujur dalam perkataan dan perbuatan, serta dalam semua kondisinya, mereka terlepas dari kemalasan dan kelemahan, selamat dari niatan-niatan yang buruk, serta selalu berada dalam keikhlasan dan niat yang sholih, karena kejujuran akan menunjukkan kepada kebajikan dan kebajikan akan mengantarkan ke surga.’
Semoga kita bisa menjadi orang yang jujur dalam bertutur kata, jujur dalam bertindak dan mampu jujur dalam setiap keadaan, karena apa yang disiapkan oleh Allah l bagi orang-orang yang jujur adalah surga, sebagaimana firman-Nya:
tA$s%ª!$##x»ydãPöqtƒßìxÿZtƒtûüÏ%Ï»¢Á9$#öNßgè%ôϹ4öNçlm;×M»¨Yy_̍øgrB`ÏB$ygÏFøtrB㍻yg÷RF{$#tûïÏ$Î#»yz!$pkŽÏù#Yt/r&4zÓÅ̧ª!$#öNåk÷]tã(#qàÊuurçm÷Ztã4y7Ï9ºsŒãöqxÿø9$#ãLìÏàyèø9$#ÇÊÊÒÈ
Allah berfirman: "Ini adalah hari bermanfaatnyakejujuran orang-orang yang jujur. bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridho terhadap Alloh. Itulah kemenangan yang paling besar".” (QS. Al-Maidah: 119)







0 komentar:

Posting Komentar

"Berikan komentar terbaik antum untuk membangun pengembangan blog huda cendekia"