Al-Qur’an
adalah kalam (ucapan) Alloh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ` dalam bahasa Arab dengan perantara malaikat Jibril sebagai
argumentasi kerasulan (mukjizat) beliau dan pedoman hidup bagi manusia agar
mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat serta sebagai media dalam
bertaqorrub (mendekatkan diri) kepada Alloh dengan membacanya.
Al-Qur’an
merupakan wahyu yang diberkahi oleh Allah l sehingga membacanya merupakan bagian dari usaha untuk
mendatangkan keberkahan bagi waktu, diri, dan kehidupan seseorang.
Allah l berfirman dalam
surat Shad ayat ke 29:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“ini
adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai fikiran.”
Dalam
menafsirkan kata ‘diberkahi’ dalam ayat ini Syeikh Abd al-Rahman al-Sa’di v berkata, ‘di dalamnya ada kebaikan yang banyak, sarat
dengan ilmu, ada setiap petunjuk dari kesesatan, ada obat dari penyakit, ada
cahaya yang dapat digunakan sebagai lentera dalam kegelapan, terdapat semua
hukum yang dibutuhkan oleh orang yang mukallaf, ada dalil-dalil pasti tentang
semua hal yang dicari dan tidak didapati ada kitab yang lebih mulia yang
mendunia sejak Allah l turunkan.’
Menurut
Imam al-Wahidi v kata
berkah sendiri dalam bahasa Arab berarti kebaikan yang banyak. Dalam
menafsirkan firman Allah l
dalam surat al-An’am ayat 92, beliau mengutip pernyataan Al-Azhari bahwa makna
asal dari berkah adalah tambahan atau pertumbuhan serta kontinyuitas sebuah
kebaikan yang terus tumbuh dan berkembang.’ bahkan al-Kalbi menafsirkan bahwa
keberkahan yang dimaksud dalam firman Allah ldalam ayat ini adalah adanya ampunan dosa bagi manusia
dan taubat manusia dari amal perbuatan mereka.
Apa yang
disebutkan oleh al-Kalbi v
tentu sangat berdasar karena ketika seorang muslim membaca al-Qur’an, Nabi ` telah menyebutkan bahwa orang tersebut akan
mendapatkan satu kebaikan dari setiap huruf yang ia baca, dan satu kebaikan
akan dilipatgandakan oleh Allah l
sepuluh kali lipatnya. Sehingga orang yang membaca al-Qur’an akan mendapatkan
keberkahan berupa pelipatgandaan kebaikan yang ia lakukan sekaligus Allah hapuskan
darinya dosa, karena Allah l
dan Rasul-Nya ` telah
mengabarkan bahwa kebaikan yang dilakukan oleh seseorang akan menghapuskan
keburukan yang ada.
Alloh l berfirman dalam
surat Hud ayat ke 114:
وَأَقِمْ الصَّلاةَ طَرَفِي النَّهَارِ وَزُلَفاً مِنْ اللَّيْلِ إِنَّ
الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
“Dan
dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat.”
Dan
dengan jelas Allah l menyebutkan bahwa orang-orang yang membaca
al-Qur’an mereka tengah mengharapkan sebuah perniagaan yang tak kenal rugi.
Allah l berfirman dalam
surat Fathir ayat ke 29-30:
“Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan
diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak
akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah
kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri.”
Ketika
menafsirkan firman Allah l
dalam surat al-An’am ayat ke 155, Syeikh al-Sa’di vberkata, ‘di dalamnya ada kebaikan yang sangat banyak
dan dipenuhi dengan ilmu. Dari sanalah semua ilmu bersumber dan dari sana pula
keberkahan itu dikeluarkan. Tidak ada kebaikan kecuali al-Qur’an telah
menganjurkannya dan mencintainya serta menyebutkan hukum dan maslahat yang
memotivasi orang untuk melakukannya. Dan sebaliknya, tidaklah ada satu
keburukan kecuali al-Qur’an telah melarang itu dan memberikan peringatan serta
menyebutkan hal-hal yang dapat membuat orang meninggalkan hal itu dan
menyebutkan pula dampak yang sangat buruk dari perbuatan itu.)
Keberkahan
al-Qur’an juga nampak dari misi yang dibawa saat ia diturunkan oleh Allah l kepada Nabi
Muhammad ` yaitu mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Allah l berfirman:
“Alif
laam raa. ini adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan
manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan
mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”
Syekh
al-Sa’di v berkata ketika menafsirkan
ayat ke 50 dari surat al-Anbiya, ‘tidak ada keberkahan yang lebih besar dari
keberkahan al-Qur’an, karena semuanya adalah kebaikan dan nikmat, yang dampak
darinya dan mengamalkannya adalah diraihnya nutrisi agama, tambahan dunia dan
akherat. jika telah dinyatakan sebagai sesuatu yang diberkahi, maka ia wajib
diterima dan dipatuhi dan diamalkan. kita wajib mensyukuri karunia yang agung
ini, melaksanakannya dan berusaha mendatangkan keberkahannya dengan mempelajari
lafadz dan maknanya; adapun ketika ada yang menerimanya dengan selain sikap
tadi baik dengan berpaling, ingkar atau tidak mau mengimaninya, maka ini
merupakan kekufuran yang besar dan kebodohan yang sangat serta kedzoliman.'
Al-Qur’an
harus diterima dan diamalkan oleh orang yang beriman, karena apa yang ada di
dalamnya adalah kebaikan, di dalamnya adalah petunjuk agar manusia hidup dalam
tatanan dan arahan dari Dzat yang telah menciptakannya. Imam Ibn Katsir v menafsirkan keberkahan dalam ayat ke 50 dari surat
al-Anbiya dengan mengatakan, ‘al-Qur’an yang agung yang tidak ada kebatilan
yang menodainya baik dari depan maupun dari belakang, dialah al-Qur’an yang
turun dari sisi Dzat yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.’
0 komentar:
Posting Komentar
"Berikan komentar terbaik antum untuk membangun pengembangan blog huda cendekia"