HUDACENDEKIA

Senin, 12 Januari 2015

BANGKIT UNTUK BERAMAL



Waktu merupakan salah satu anugerah yang agung bagi manusia. Dengannya manusia diberi kesempatan untuk terus melakukan perbaikan dalam rangka kembali ke jalan yang benar sesuai yang diridhoi Alloh l. Waktu juga merupakan peluang bagi manusia untuk menambah pundi-pundi kebaikan untuk ia nikmati pada hari kiamat kelak. Oleh karena itu memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk amal ketaatan adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan seorang muslim.
            Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam mengarungi kehidupan di dunia ini, manusia memiliki aktifitas dan kegiatan yang beragam. Baik aktifitas itu terkait dengan kehidupan duniawinya maupun aktifitas yang dilakukan dalam rangka memperbanyak bekal kehidupan ukhrowinya. Untuk itu Allah l telah mengingatkan kita semua melalui firman-Nya:

Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Robbmulah hendaknya kamu berharap.”(QS. Al-Syarh: 7-8)

Ketika menafsirkan ayat ini, Imam ibn Katsir v mengatakan, ‘jika engkau telah selesai dari urusan duniamu dan segala kesibukannya serta telah berhenti darinya, maka bangkitlah untuk beribadah; berdirilah dengan penuh semangat dan konsentrasi serta ikhlaskanlah niat dan motivasi ibadahmu hanya untuk Robbmu.’
            Apa yang disebutkan oleh Ibnu Katsir v merupakan gambaran kehidupan seorang hamba yang diidamkan. Seorang hamba yang di tengah kesibukannya dalam mencari dan memenuhi kebutuhan hidup duniawinya tidak lupa akan kampung akherat yang perlu dicarikan bekal juga melalui peribadatan kepada Allah l.
Allah lberfirman:

laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut terhadap suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (QS. Al-Nur: 37)

            Seorang hamba yang seperti inilah yang benar-benar menyadari bahwa kehidupan duniawinya tidak lain adalah media dan sarana untuk menuju kehidupan akherat,sehingga ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk memanfaatkan sarana yang ada guna mensukseskan tujuan yang ingin diraihnya. Karena ia adalah hamba yang beriman yang tidak mau merugi dan bangkit untuk menyambut seruan Allah l dalam firman-Nya:

Hai orang-orang beriman, janganlah hartadan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Munafiqun: 9)

Seorang hamba tidak akan lepas dari salah satu aktifitas kehidupannya dan akan terus bergulat dengan waktu yang dapat menjadikannya orang yang beruntung dan dapat pula membuatnya menjadi manusia yang merugi. Oleh karena itulah setelah Allah l bersumpah dengan waktu dalam surat al-Ashr, Allah l menyatakan bahwa manusia akan merugi kecuali orang-orang yang beriman dan mewujudkan keimanan mereka dalam bentuk amal sholeh.
Perintah untuk bangkit mengerjakan pekerjaan lain setelah selesai dari satu perbuatan merupakan arahan agar kita tidak lupa akan negeri akherat yang merupakan tempat kembali seluruh manusia. Tempat dimana kita akan melihat hasil dari setiap amalan yang kita lakukan. Oleh karena itu waktu yang ada, kesempatan yang masih Allah l berikan kepada kita di kehidupan dunia ini harus dimanfaatkan dengan baik sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah `:

عَنْ عَمْرو بْنِ مَيْمُونٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ وَهُوَ يَعِظُهُ: " اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ "
Dari Amr bin Maimun ia berkata: Rasulullah `menasehati seseorang sembari bersabda, ‘manfaatkan lima peluang sebelum datang lima masa: masa mudamu sebelum kamu tua, masa sehatmu sebelum kamu sakit, masa kayamu sebelum kamu miskin, masa luangmu sebelum kamu sibuk dan masa hidupmu sebelum kamu mati.’ (HR. Al-Nasa’i)
            Kesibukan kita di dunia tidak boleh membuat kita lupa akan kewajiban-kewajiban kita kepada Allah l; kesibukan pekerjaan dan bisnis tidak boleh melalaikan kita dari sholat lima waktu, kesibukan dalam memperbanyak harta tidak boleh membuat kita lupa kewajiban zakat harta, dan seterusnya. Kita semua harus berhati-hati dengan dua nikmat yang agung dan sangat berharga yang seringkali diabaikan oleh manusia sebagaimana yang disabdakanoleh Rasulullah `:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ "
Dari ibn Abbas a berkata: Rasulullah ` bersabda, ‘dua nikmat yang membuat banyak manusia tertipu karenanya yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang.’ (HR. Bukhari)
Perlu diingat bahwa bangkit untuk beramal dan menambah pundi-pundi kebaikandengan melaksanakan ketaatan kepada Allah lberbanding lurus dengan benarnya pemahaman tentang amal itu sendiri dan besarnya pahala dari amal yang hendak ia lakukan. Semakin mengerti tentang amal dan besarnya pahala yang disediakan, akan semakin semangat pula dalam mengerjakan amal tersebut; dan sebaliknya semakin kita tidak tahu akan satu amalan dan pahalanya, maka semakin malas dan enggan kita melakukannya.
Semoga kita senantiasa mendapatkan anugerah berupa semangat untuk melakukan setiap kebaikan yang Allah l dan Rasul-Nya anjurkan agar kelak kita mendapatkan tempat mulia di sisi-Nya berupa surga. Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar

"Berikan komentar terbaik antum untuk membangun pengembangan blog huda cendekia"