Waktu merupakan
salah satu anugerah yang agung bagi manusia. Dengannya manusia diberi
kesempatan untuk terus melakukan perbaikan dalam rangka kembali ke jalan yang
benar sesuai yang diridhoi Alloh l.
Waktu juga merupakan peluang bagi manusia untuk menambah pundi-pundi kebaikan
untuk ia nikmati pada hari kiamat kelak. Oleh karena itu memanfaatkan waktu
semaksimal mungkin untuk amal ketaatan adalah sebuah keniscayaan dalam
kehidupan seorang muslim.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
mengarungi kehidupan di dunia ini, manusia memiliki aktifitas dan kegiatan yang
beragam. Baik aktifitas itu terkait dengan kehidupan duniawinya maupun
aktifitas yang dilakukan dalam rangka memperbanyak bekal kehidupan ukhrowinya.
Untuk itu Allah l
telah mengingatkan kita semua melalui firman-Nya:
“Maka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain. Dan hanya kepada Robbmulah hendaknya kamu berharap.”(QS.
Al-Syarh: 7-8)
Ketika
menafsirkan ayat ini, Imam ibn Katsir v
mengatakan, ‘jika engkau telah selesai dari urusan duniamu dan segala
kesibukannya serta telah berhenti darinya, maka bangkitlah untuk beribadah;
berdirilah dengan penuh semangat dan konsentrasi serta ikhlaskanlah niat dan
motivasi ibadahmu hanya untuk Robbmu.’
Apa yang disebutkan oleh Ibnu Katsir
v merupakan gambaran
kehidupan seorang hamba yang diidamkan. Seorang hamba yang di tengah
kesibukannya dalam mencari dan memenuhi kebutuhan hidup duniawinya tidak lupa
akan kampung akherat yang perlu dicarikan bekal juga melalui peribadatan kepada
Allah l.
Allah
lberfirman:
“laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak
(pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan
(dari) membayarkan zakat. mereka takut terhadap suatu hari yang (di hari itu)
hati dan penglihatan menjadi goncang.” (QS. Al-Nur: 37)
Seorang hamba yang seperti inilah yang
benar-benar menyadari bahwa kehidupan duniawinya tidak lain adalah media dan
sarana untuk menuju kehidupan akherat,sehingga ia akan berusaha semaksimal
mungkin untuk memanfaatkan sarana yang ada guna mensukseskan tujuan yang ingin
diraihnya. Karena ia adalah hamba yang beriman yang tidak mau merugi dan bangkit
untuk menyambut seruan Allah l
dalam firman-Nya:
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartadan anak-anak kalian
melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka
itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Munafiqun: 9)
Seorang
hamba tidak akan lepas dari salah satu aktifitas kehidupannya dan akan terus
bergulat dengan waktu yang dapat menjadikannya orang yang beruntung dan dapat
pula membuatnya menjadi manusia yang merugi. Oleh karena itulah setelah Allah l bersumpah dengan waktu
dalam surat al-Ashr, Allah l
menyatakan bahwa manusia akan merugi kecuali orang-orang yang beriman dan
mewujudkan keimanan mereka dalam bentuk amal sholeh.
Perintah
untuk bangkit mengerjakan pekerjaan lain setelah selesai dari satu perbuatan
merupakan arahan agar kita tidak lupa akan negeri akherat yang merupakan tempat
kembali seluruh manusia. Tempat dimana kita akan melihat hasil dari setiap
amalan yang kita lakukan. Oleh karena itu waktu yang ada, kesempatan yang masih
Allah l berikan kepada kita
di kehidupan dunia ini harus dimanfaatkan dengan baik sebagaimana yang
disabdakan oleh Rasulullah `:
عَنْ عَمْرو بْنِ مَيْمُونٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ وَهُوَ يَعِظُهُ: " اغْتَنِمْ خَمْسًا
قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ،
وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ
مَوْتِكَ "
Dari Amr bin Maimun
ia berkata: Rasulullah `menasehati
seseorang sembari bersabda, ‘manfaatkan lima peluang sebelum datang lima masa:
masa mudamu sebelum kamu tua, masa sehatmu sebelum kamu sakit, masa kayamu
sebelum kamu miskin, masa luangmu sebelum kamu sibuk dan masa hidupmu sebelum
kamu mati.’ (HR. Al-Nasa’i)
Kesibukan kita di dunia tidak boleh
membuat kita lupa akan kewajiban-kewajiban kita kepada Allah l; kesibukan pekerjaan dan
bisnis tidak boleh melalaikan kita dari sholat lima waktu, kesibukan dalam
memperbanyak harta tidak boleh membuat kita lupa kewajiban zakat harta, dan
seterusnya. Kita semua harus berhati-hati dengan dua nikmat yang agung dan
sangat berharga yang seringkali diabaikan oleh manusia sebagaimana yang
disabdakanoleh Rasulullah `:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ
فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ "
Dari ibn Abbas a berkata: Rasulullah ` bersabda, ‘dua nikmat yang
membuat banyak manusia tertipu karenanya yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu
luang.’ (HR. Bukhari)
Perlu
diingat bahwa bangkit untuk beramal dan menambah pundi-pundi kebaikandengan
melaksanakan ketaatan kepada Allah lberbanding
lurus dengan benarnya pemahaman tentang amal itu sendiri dan besarnya pahala
dari amal yang hendak ia lakukan. Semakin mengerti tentang amal dan besarnya
pahala yang disediakan, akan semakin semangat pula dalam mengerjakan amal
tersebut; dan sebaliknya semakin kita tidak tahu akan satu amalan dan
pahalanya, maka semakin malas dan enggan kita melakukannya.
Semoga
kita senantiasa mendapatkan anugerah berupa semangat untuk melakukan setiap
kebaikan yang Allah l
dan Rasul-Nya anjurkan agar kelak kita mendapatkan tempat mulia di sisi-Nya
berupa surga. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar
"Berikan komentar terbaik antum untuk membangun pengembangan blog huda cendekia"